Harga Babi Naik, Warga Thailand Beralih ke Daging Buaya
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Demam babi Afrika yang melanda Thailand menyebabkan menurunnya pasokan daging Babi. Hal ini akhirnya menyababkan permintaan daging buaya dilaporkan melonjak di Thailand karena harga daging babi terus naik.
Kekurangan daging babi yang menjadi bagian penting dari makanan warga Thailand ini pun diperkirakan masih akan berlangsung selama beberapa bulan ke depan.
Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha pekan lalu memerintahkan badan-badan pemerintah untuk segera mengatasi masalah pasokan makanan dan lonjakan harga. Ini sangat penting baginya menjelang pemilihan umum yang akan diadakan pada Maret 2023.
"Banyak penjual makanan dan restoran datang kepada saya untuk meminta daging buaya untuk dibeli," kata Wichai Roongtaweechai, sebagaimana diberitakan Nikkei Asia, Jumat (21/1/2022).
Pria berusia 65 tahun ini mengoperasikan peternakan buaya seluas 3 hektar di provinsi Nakhon Pathom, 60 km sebelah barat Bangkok. Kapasitas peternakan itu mampu menampung 10.000 buaya.
Sampai saat ini, sebagian besar peternakan menjual kulit buaya ke industri fesyen dan dagingnya dijual atau diekspor ke restoran, termasuk restoran Cina, yang menyajikan daging eksotis.
Namun, dalam beberapa minggu terakhir, penjualan daging buaya milik Wichai melonjak hingga lebih dari 100 kg per hari, naik dari hanya sekitar 20 kg sehari. Dia mengaku bisa mendapatkan sekitar 50 kg daging dari setiap buaya.
Pelanggan baru muncul di peternakannya hampir setiap hari. Wichai menceritakan ada seorang pemilik toko mi dari Bangkok telah membeli daging buaya darinya untuk kali pertama pada Senin (17/1/2022). Penjual mi tersebut membeli daging buaya sebagai alternatif karena daging babi harganya naik.
Menurut Departemen Perikanan Kementerian Pertanian Thailand, 1.150 orang di negara itu memiliki peternakan buaya atau terlibat dalam bisnis perdagangan buaya. Secara total, mereka memelihara sekitar 1,2 juta buaya per tahun, di mana 60 persen di antaranya diproses untuk ekspor daging (banyak ke China) senilai sekitar 6 miliar baht atau 182 juta dollar AS. Sisanya 40 persen buaya untuk bisnis kulit.
Hanya beberapa yang dijual ke restoran lokal Thailand dengan hidangan eksotis. Harga daging buaya sendiri sebenarnya naik menjadi antara 80 - 190 baht (sekitar Rp34.000-Rp82.000) per kilogram dari sebelumnya 50-100 baht (sekitar Rp21.000-Rp34.000).
Meskipun harganya naik, daging buaya ini masih jauh lebih murah daripada daging babi. Di mana, daging babi di Thailand baru-baru ini dijual dengan harga eceran sekitar 250 baht atau sekitar Rp108.000 per kilogram.
Menurut Asosiasi Peternak Babi Thailand, harga babi di tingkat peternakan di Thailand per 2 Januari sekitar 105 baht atau sekitar Rp45.000 per kilogram. Harga ini sekitar 33 persen lebih mahal daripada tahun sebelumnya. (Kompas.com)
Reporter: bbn/tim