Opini

Proses Kreatif Menulis Puisi Pada Era Sastra Multimedia

 Sabtu, 12 Agustus 2023, 09:47 WITA

beritabali/ist/Proses Kreatif Menulis Puisi Pada Era Sastra Multimedia.

IKUTI BERITABALI.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Beritabali.com, Nasional. 

Ketika sedang ‘rehat’ di sela-sela acara Hari Puisi Indonesia (HPI) ke-10 pada Selasa sore (26/7/2022), persisnya di pelataran depan Gedung Teater Kecil Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta.

Saya sempat ajak “diskusi pendek” dengan para penyair yang tertua Omni Koesnadi, Nanang Ribut Supriyatin, Soekardi Wahyudi, Sapto Wardoyo, Kasdi Kelanis, Isson Khairul dan penyair muda berbakat dari Tasikmalaya Sahaya Santayana.

Mereka ada yang cerita sempat bertahun-tahun meninggalkan dunia sastra (baca: puisi !) terutama karena kesibukan bekerja baik di pemerintahan maupun di sektor wiraswasta.

Lalu balik lagi menulis puisi khususnya pada saat waktu ‘lowong’ karena pandemi covid yang berkepanjangan.

Namun, beberapa penyair rata-rata yang saya temui mengaku pernah (bahkan ada 10 tahun sampai 20 tahun lebih tak.menulis puisi) karena kesibukan bekerja dan mengurus keluarga.

Bagaimana dengan saya sendiri-yang sampai sekarang masih bekerja sebagai wartawan-apakah pernah tak menulis atau stagnasi dalam menulis karya sastra khususnya puisi dan sajak?

Kepada rekan Penyair Nanang R Supriyatin saya katakan-bersyukur kepada Tuhan diberikan kesehatan-dalam kurun waktu sejak tahun 1980-an sampai tahun 2022 ini rasanya saya “tak pernah putus” dalam proses kreatif menulis puisi. Dua tahun ini saya bikin doktrinal : MENULIS PUISI MEMANG TAK PERNAH MATI.

“Seorang penyair harus berkarya setiap hari, Pak. Penyair diidentikkan dengan karya puisinya yang tak putus-putus sampai kita turun ke dunia orang mati,” kata saya kepada Penyair dan Sastrawan senior Sugiono Mpp melalui laman facebook-nya.

KEMATIAN IBUNDA

Bagaimana proses kreatif menulis puisi yang saya lakukan pertama kali. Saat masih duduk di bangku SMP kelas II bln Juli tahun 1977 untuk pertama kalinya puisi saya berjudul IBUNDA dimuat di Harian Umum KOMPAS pada rubrik sanjak anak-anak. Bagaimana saya tahu bahwa puisi saya dimuat di Harian Umum KOMPAS?


Halaman :