Akun
guest@beritabali.com
Beritabali ID: —
Langganan
Beritabali Premium Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Tradisi Ngusaba Bukakak di Sangsit, Wujud Syukur atas Kesuburan
BERITABALI.COM, BULELENG.
Krama Desa Pakraman Sangsit Dangin Yeh, Kecamatan Sawan, Buleleng, kembali menggelar tradisi sakral Ngusaba Bukakak pada Minggu (13/4).
Tradisi yang digelar dua tahun sekali ini merupakan bentuk rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas kesuburan tanah dan hasil pertanian yang melimpah.
Ketua Panitia Ngusaba Bukakak, Wayan Sunarsa, menyampaikan bahwa tradisi ini hanya ada di desanya dan telah diwariskan secara turun temurun. Upacara ini rutin digelar setiap Purnama Sasih Kedasa.
Tradisi ini menjadi unik karena adanya Sarad Ageng berbentuk burung garuda setinggi sekitar tiga meter. Sarad tersebut dibuat dari bambu dan daun enau muda, dan di dalamnya terdapat seekor babi yang diguling hanya bagian punggungnya saja. Hal ini menjadikan babi memiliki tiga warna: merah, hitam, dan putih.
Tahun ini, Sarad Ageng melancaran atau berkunjung ke Pura Kaja Desa Adat Sangsit Dauh Yeh, berdasarkan petunjuk yang didapat lewat nunas kepada Ida Batara Mutering Jagad Sesuhunan di Pura Gunung Sekar.
"Dulu melancarannya bisa sampai ke Pura Bale Agung, ke Pengastulan, Labuan Aji, ke Menyali juga pernah. Lokasi yang dikunjungi memang tidak bisa diatur, itu berdasarkan nunas petunjuk kemana memargi Bukakaknya," terang Sunarsa.
Krama yang bertugas mengusung Sarad Ageng juga mengikuti aturan khusus berpakaian. Yang belum menikah mengenakan pakaian putih-kuning, sedangkan yang sudah menikah mengenakan putih-merah. Sebelum melancaran, mereka menjalani ritual mejaya-jaya dari Pura Pancoran Emas hingga Pura Gunung Sekar untuk memohon kekuatan.

"Kalau sudah mejaya-jaya tidak boleh mandi dan cuci muka. Nanti kekuatannya bisa hilang," ucap Sunarsa.
Rangkaian tradisi Ngusaba Bukakak juga mencakup nunas tirta yang dipercikkan ke sawah, kebun, dan pekarangan rumah sebagai harapan akan terus diberi kesuburan dan hasil tani yang melimpah.
Melalui hasil paruman, kini disepakati bahwa pelaksanaan Ngusaba Bukakak akan dikembalikan ke konsep awal, yaitu digelar setiap Purnama Dista, dengan biaya dari gabungan krama subak dan krama gede.
"Dulu pelaksanaan bukakak tabrakan dengan Pemilu, makanya dimajukan ke Purnama Kedasa. Sekarang akan dikembalikan ke Purnama Dista," tandas Sunarsa.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/rat
Berita Terpopuler
6.532 Warga Turun ke Jalan, Tabanan Gelar Grebeg Sampah Serentak
Dibaca: 6120 Kali
Pelajar Tabanan Raih Prestasi Nasional FLS2N 2025, Bupati Sanjaya Bangga
Dibaca: 4998 Kali
Turis Somalia Ngamuk Tuduh Sopir Curi HP, Ternyata Terselip di Jok Mobil
Dibaca: 4431 Kali
Gudang BRI Ubud Ambruk Akibat Longsor
Dibaca: 4265 Kali
ABOUT BALI
Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu
Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama
Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem