search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Petinju PON Bram Ungkap Kekalahannya dari De Gadjah di No Drama Fight Reborn

Senin, 25 Agustus 2025, 22:39 WITA Follow
image

beritabali/ist/Petinju PON Bram Ungkap Kekalahannya dari De Gadjah di No Drama Fight Reborn.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Petinju asal Ambon peraih emas dua kali Pekan Olahraga Nasional (PON), Bram Hendra Betaubun atau yang dikenal dengan julukan The Killer, buka suara terkait kekalahannya dari Ketua Pertina Bali Made Muliawan Arya alias De Gadjah dalam ajang No Drama Fight Reborn, Minggu (24/8/2025).

Pertandingan tersebut sempat menuai sorotan netizen. Sebagian publik menilai duel itu sudah diatur, namun Bram dengan tegas menampik anggapan tersebut.

“Setelah saya juara PON 2024, saya tidak pernah latihan atau jaga badan, jadi itu sekitar setahunan saya off dalam latihan, bahkan sehari sebelum pertandingan kemarin saya tidak tidur,” ungkapnya, Senin (25/8/2025).

Bram mengaku selama berada di Bali, dirinya kurang menjaga kondisi tubuh. “Selama di Bali saya minum-keluar malam-kurang tidur, ya karena merasa masih aman untuk fisik,” ujarnya.

Lebih jauh, ia menganggap duel melawan De Gadjah tidak perlu persiapan khusus. “Menganggap Big Daddy bukan atlet jadi tidak persiapan sama sekali karena saya merasa umur saya masih oke dan fisik saya masih kuat untuk fight apalagi Big Daddy bukan atlet,” katanya.

Namun realita berbeda terjadi di atas ring. Bram mengakui kondisinya drop dan menerima pukulan telak lawannya. 

“Ternyata saat pertandingan saya kehabisan napas, tidak kuat, lalu masuklah pukulan Big Daddy ke saya sampai dislokasi bahkan ada kena rahang saya, pukulannya ternyata keras di luar perkiraan saya,” tuturnya.

Terkait tudingan duel itu rekayasa, Bram menegaskan dirinya punya harga diri sebagai atlet nasional. “Kalau ini dibilang settingan, saya sebagai atlet PON juga punya harga diri dan punya rasa tidak mau kalah. Jadi yang beranggapan seperti itu, silakan coba sparing sekali dua kali dengan Big Daddy, yang sama-sama bukan petinju atau petinju yang tidak pernah latihan-silakan mau umurnya se saya atau se beliau, silakan coba rasain. Apalagi bobot beda 14 kg, saya 94, beliau 108,” tegasnya.

Ia bahkan menyebut, De Gadjah sudah terkenal tanpa perlu mencari popularitas dari ring tinju. “Kalau kata orang fight ini cuma mau buat Big Daddy terkenal, dia mah udah terkenal (mau di tinju, olahraga ataupun politik), mau terkenal kaya gimana lagi?” ujarnya.

Dari duel ini, Bram mengambil pelajaran berharga untuk tidak meremehkan lawan. “Moral value dari fight dengan Big Daddy, ini pelajaran buat saya untuk tidak meremehkan lawan, harus tetap latihan meski lawan bukan atlet, istirahat yang cukup dan pola hidup yang baik untuk persiapan pertandingan. Intinya serius untuk pertandingan,” pungkasnya.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/tim



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami