search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Cara Kerja Teknologi Blockchain: Dari Transaksi hingga Keamanan

Senin, 25 Agustus 2025, 18:46 WITA Follow
image

bbn/ilustrasi/Cara Kerja Teknologi Blockchain: Dari Transaksi hingga Keamanan.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Ketika pertama kali muncul lewat Bitcoin tahun 2009, banyak orang mengira blockchain hanyalah sistem pendukung transaksi kripto. Namun, seiring waktu, teknologi ini terbukti jauh lebih besar. 

Dari bank sentral, perusahaan logistik, hingga pemerintah, semuanya mulai melirik blockchain karena kemampuannya menghadirkan transparansi, keamanan, dan efisiensi. Untuk memahami alasannya, mari bedah cara kerja teknologi blockchain dari dasar hingga aplikasinya.

Fondasi Teknologi Blockchain

Blockchain pada dasarnya adalah database terdistribusi. Data tidak tersimpan di satu server, melainkan di ribuan komputer (node) yang terhubung lewat jaringan.

Setiap kumpulan data transaksi dibungkus dalam sebuah blok, berisi:
- Header blok: mencatat timestamp, hash unik, dan hash blok sebelumnya.

- Isi blok: berisi detail transaksi yang telah diverifikasi.

Blok-blok ini kemudian dirangkai berurutan. Karena setiap blok saling terkait lewat hash, mengubah satu data saja akan merusak seluruh rantai. Inilah sebabnya blockchain disebut aman dan sulit dipalsukan.

Mekanisme Konsensus: Siapa yang Menentukan Validitas?

Blockchain tidak punya “bos” yang mengatur transaksi. Lalu, bagaimana cara semua node sepakat? Di sinilah peran mekanisme konsensus:

- Proof of Work (PoW): digunakan Bitcoin. Miner berlomba memecahkan puzzle kriptografi untuk memvalidasi transaksi. Aman, tapi boros energi.

- Proof of Stake (PoS): dipakai Ethereum pasca The Merge. Validator harus mengunci koin (stake) untuk berhak memverifikasi. Lebih efisien energi.

- Delegated PoS & Proof of Authority: variasi yang lebih cepat, dipakai Solana dan jaringan enterprise.

Mekanisme ini memastikan transaksi valid tanpa perlu perantara seperti bank atau otoritas tunggal.

Lapisan Keamanan & Kriptografi

Keunggulan blockchain bukan hanya desentralisasi, tapi juga sistem kriptografi yang menjaga integritas data:

- Hashing: Bitcoin menggunakan SHA-256 untuk membuat jejak digital unik. Mengubah satu huruf saja akan menghasilkan hash berbeda total.

- Kunci Publik & Privat: setiap pengguna punya kunci privat untuk menandatangani transaksi dan kunci publik untuk diverifikasi.

- Imunitas Pemalsuan: sulit memalsukan transaksi karena perlu menguasai lebih dari 51% jaringan, yang pada blockchain besar hampir mustahil.

Dengan kombinasi ini, blockchain layak disebut sebagai salah satu sistem paling aman di era digital.

Aplikasi Nyata Blockchain di Industri

Teknologi blockchain kini merambah banyak sektor, bahkan di luar kripto:
- Rantai pasok: Walmart dan IBM memanfaatkan blockchain untuk melacak asal-usul makanan, memastikan keaslian produk dari petani hingga konsumen.

- Kesehatan: rekam medis pasien bisa disimpan dengan enkripsi blockchain, mengurangi risiko kebocoran data.

- Pemerintahan: Estonia menjadi pionir e-Government berbasis blockchain, dari identitas digital hingga voting online.

- Keuangan Tradisional: banyak bank sentral mengembangkan CBDC (Central Bank Digital Currency) yang infrastrukturnya berbasis blockchain.

Tantangan Teknologi Blockchain

Meski menjanjikan, blockchain belum sempurna. Ada beberapa tantangan besar yang masih dihadapi:

- Skalabilitas: Bitcoin hanya sanggup 7 transaksi per detik, jauh dibanding Visa dengan >65 ribu TPS.

- Energi: PoW mendapat kritik karena konsumsi listriknya sangat besar.

- Regulasi: belum semua negara memiliki aturan jelas, membuat adopsi melambat.

- Interoperabilitas: banyak blockchain masih berjalan sendiri-sendiri tanpa konektivitas.

Implikasi untuk Investor Kripto

Bagi investor, memahami cara kerja blockchain adalah fondasi penting. Blockchain bukan sekadar istilah teknis, tapi jantung yang menentukan apakah suatu proyek kripto bisa bertahan atau hanya sekadar hype.

Dengan memperdalam pemahaman tentang teknologi blockchain, investor bisa lebih jeli menilai kualitas proyek sebelum membeli token. Langkah berikutnya adalah mulai belajar trading crypto supaya pemahaman teori bisa langsung diterapkan dalam strategi investasi nyata.

Kesimpulan

Blockchain telah melampaui sekadar “teknologi Bitcoin”. Dari sistem desentralisasi, mekanisme konsensus, kriptografi, hingga implementasi di industri global, blockchain membuka jalan menuju ekosistem digital yang lebih aman dan transparan. Meski masih ada tantangan, tren adopsi menunjukkan bahwa teknologi ini akan terus menjadi pondasi transformasi digital masa depan.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/adv



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami