Tragedi tenggelamnya kapal penyeberangan KMP Tunu Pratama Jaya di Perairan Selat Bali terus menyisakan duka. Kapal yang berlayar dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi menuju Pelabuhan Gilimanuk, Bali, tenggelam pada Rabu dini hari, 2 Juli 2025.

Dalam manifes kapal tercatat 53 penumpang, 12 awak kapal, dan 22 kendaraan, termasuk 14 truk tronton. Proses evakuasi terus dilakukan oleh tim gabungan Basarnas, TNI, Polri, BPBD Jembrana, relawan, serta masyarakat setempat.

Hingga Kamis pagi pukul 10.00 Wita, total 28 orang telah ditemukan, terdiri dari 24 korban selamat dan 4 orang meninggal dunia. Empat jenazah ditemukan di pesisir Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana.

Direktur RSU Negara, Ni Putu Eka Indrawati, membenarkan bahwa pihaknya menerima empat jenazah korban dan dua korban selamat yang saat ini masih menjalani perawatan karena mengalami keluhan kesehatan.

Selain itu, warga Desa Pebuahan turut membantu proses evakuasi dan penanganan korban selamat. Beberapa korban sementara ditampung di rumah warga sebelum dipindahkan ke posko darurat.

Berikut daftar 14 korban selamat yang berhasil ditemukan di Pantai Pebuahan:

- Nurdin (52) – Ketapang

- M. Farid Wajdi (19) – Singojuruh, Banyuwangi

- Erik Imbawani (30) – Pasirian, Lumajang

- Richo Krafsanjani (28) – Wongsorejo, Banyuwangi

- Bahrul (26) – Sempolan, Jember

- Ahmad Suyitno (35) – Ledokombo, Jember

- Samsul Hidayat (45) – Kabat, Banyuwangi

- Muhammad Holil (26) – Ledokombo, Jember

- Bejo Santoso (51) – Cerurung, Banyuwangi

- Moh Tri Wahyudi (19) – Srono, Banyuwangi

- Deni Hermanto (34) – Singojuruh, Banyuwangi

- Ahmad Lukan (42) – Umbul Sari, Jember

- Febriani (27) – Rogojampi, Banyuwangi

- Ibnul Vawait (27) – Kalipuro, Banyuwangi

Empat korban meninggal yang telah teridentifikasi yaitu:

- Anang Suryono – Jl. Serma ABD Rahman 35

- Eko Sastrio (49) – Lingkungan Sukowidi

- Elok Rumantini (33) – Lingkungan Sritanjung

- Cahyani (45) – Dusun Krajan Kulon

Petugas masih terus melakukan pencarian terhadap korban yang belum ditemukan. Pihak pemerintah daerah dan tim gabungan juga mengimbau masyarakat untuk tetap tenang serta tidak menyebarkan informasi yang belum dipastikan kebenarannya.