DLH Bali Pastikan Temesi Bukan Opsi, Siapkan Lahan Alternatif TPA
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, GIANYAR.
Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Bali akhirnya angkat suara terkait keresahan warga Desa Temesi, Gianyar, soal wacana pemindahan pengelolaan sampah regional Serbagita dari TPA Suwung, Denpasar, ke TPA Temesi.
Menanggapi aspirasi yang disampaikan langsung oleh perwakilan masyarakat Desa Temesi bersama Wakil Ketua DPRD Gianyar, I Made Suteja, Senin (23/6/2025), DLH Provinsi Bali menegaskan bahwa Temesi tidak lagi menjadi opsi utama dalam rencana pengelolaan sampah regional.
"Kami pastikan, saat ini Gubernur Bali telah menginstruksikan pencarian lokasi alternatif. TPA Temesi bukan lagi menjadi opsi," ujar Kadis DLH Provinsi Bali, Dr. Drs. I Made Rentin, AP., M.Si.
Rentin menjelaskan, beberapa daerah lain seperti Jembrana dan Badung telah menyiapkan lahan baru masing-masing hampir 5 hektare untuk mendukung pengelolaan sampah regional di Bali. Ia memastikan bahwa keputusan akhir tetap akan mempertimbangkan kelayakan lingkungan, daya tampung, dan keseimbangan antar daerah.
Dalam audiensi tersebut, warga Desa Temesi juga menyuarakan aspirasi, mulai dari permohonan kompensasi atas dampak TPA, hingga peningkatan teknologi pengelolaan sampah. Rentin menyebutkan bahwa semua aspirasi warga akan ditindaklanjuti, sekaligus memastikan pengelolaan sampah ke depan lebih modern dan ramah lingkungan.
“Kami terbuka menerima masukan dan tetap prioritaskan keadilan antar wilayah. Tidak ada pemaksaan,” tambah Rentin.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD Gianyar I Made Suteja menegaskan keresahan warga terkait wacana ini. "Kami datang karena masyarakat resah. Informasi yang berkembang di media menyebutkan seolah-olah TPA Temesi siap menampung sampah regional. Padahal kenyataannya, TPA Temesi sudah melebihi kapasitas dan berada di kawasan yang berkembang sebagai destinasi wisata," tegasnya.
Menurutnya, Gianyar tidak menolak pengelolaan sampah regional, namun meminta penanganan dilakukan secara adil dan profesional. “Gianyar sudah cukup berkontribusi. Kini saatnya daerah lain ikut bertanggung jawab. Ini soal keadilan, bukan semata ego kedaerahan,” ujar Suteja.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/gnr