search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Tubagus: Budaya Asing Boleh Masuk, Tapi Harus Difilter
Kamis, 12 Juni 2025, 13:20 WITA Follow
image

beritabali/ist/Tubagus: Budaya Asing Boleh Masuk, Tapi Harus Difilter.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Di tengah derasnya arus budaya global yang membanjiri ruang digital, budayawan nasional Tubagus Andre Sukmana mengingatkan pentingnya sikap selektif dalam menerima budaya asing. 

Hal itu disampaikan saat menjadi narasumber dalam forum diskusi bertajuk Indonesian Wave versus Global Wave in Cultural Industry di Neka Art Museum, Ubud, Gianyar, Bali.

Forum yang berlangsung sejak Februari 2025 ini menjadi bagian dari program INDONESIAN WAVE – Jelajah Negeri, Budaya Bersemi, sebuah gerakan budaya yang bertujuan membangkitkan kembali kebanggaan generasi muda terhadap budaya Indonesia di tengah gempuran budaya asing.

Menurut Tubagus, keterbukaan terhadap budaya asing memang tak bisa dihindari. Namun, ia menekankan pentingnya masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, untuk memiliki kesadaran dalam menyaring pengaruh luar yang masuk.

“Yang terpenting adalah kita memiliki filter, kesadaran, dan kebanggaan terhadap budaya sendiri. Budaya asing boleh masuk, tapi identitas kita tidak boleh luntur,” tegas Tubagus.

Forum ini digagas Neka Art Museum dengan dukungan Kementerian Kebudayaan, Dana Indonesiana, dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Kegiatan ini melibatkan seniman, akademisi, budayawan, hingga masyarakat umum dari berbagai kalangan, termasuk generasi muda, lansia, dan penyandang disabilitas.

Selain diskusi, rangkaian acara juga diisi dengan lokakarya budaya yang bertujuan mempererat kembali hubungan generasi muda dengan akar budaya lokalnya, sekaligus mendorong kolaborasi antar sektor untuk membentuk citra budaya Indonesia yang kuat dan modern.

Ubud dipilih sebagai lokasi forum karena selama ini dikenal sebagai pusat budaya Bali yang aktif, sekaligus kawasan yang juga tak luput dari derasnya pengaruh budaya global.

Kegiatan ini diharapkan mampu menjadi ruang reflektif sekaligus strategis untuk menjaga budaya Nusantara tetap hidup, berkembang, dan bersaing di tingkat global, tanpa kehilangan jati diri bangsa.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/gnr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami