search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kronologi Dokter Magang Diperkosa-Dibunuh Secara Sadis di India
Senin, 19 Agustus 2024, 12:41 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Kronologi Dokter Magang Diperkosa-Dibunuh Secara Sadis di India

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Kasus seorang dokter magang di India yang tewas dibunuh usai dirudapaksa di RG Kar Medical College and Hospital pada 9 Agustus lalu, ramai di media sosial. dan menjadi perhatian dunia.

Insiden itu terjadi di Kolkata, Benggala Barat, terhadap seorang dokter magang perempuan berusia 31 tahun.

Berdasarkan laporan sejumlah media lokal India, peristiwa terjadi ketika sang dokter tengah beristirahat di aula seminar RG Kar Medical College and Hospital usai bekerja 36 jam non-stop.

Ia kemudian ditemukan tak bernyawa keesokan paginya dengan kondisi tubuh berlumuran darah.

Laporan polisi menunjukkan sang dokter mengalami kekerasan seksual sebelum akhirnya dibunuh. Sebanyak 150 mililiter sperma ditemukan di tubuh sang dokter.

Polisi masih menyelidiki apakah pelaku pemerkosaan satu orang atau sejumlah orang.

Kondisi tubuh korban sangat mengenaskan ketika ditemukan oleh rekan kerjanya. Beberapa bagian tubuhnya berlumuran darah seperti di area mata, mulut, dan alat vital.

Sejumlah luka juga ditemukan di kaki kiri, leher, tangan kanan, serta jari manis.

Investigasi awal pun menunjukkan bahwa terduga pelaku pemerkosaan dan pembunuhan ialah Sanjay Roy, pria 33 tahun yang bergabung dengan kepolisian sebagai relawan sipil pada 2019.

Polisi mengatakan Sanjay Roy telah menikah setidaknya empat kali dan dikenal sebagai tukang selingkuh.

Ia dekat dengan sejumlah perwira polisi senior selama bertahun-tahun. Kedekatannya dengan para perwira senior itu diduga membuat sang petinju terlatih dipindahkan ke Dewan Kesejahteraan Polisi Kolkata dan ditempatkan di pos polisi di RG Kar Medical College and Hospital.

Biro Investigasi Pusat (Central Bureau of Investigation/CBI) India telah menangkap Sanjay Roy pada Sabtu (17/8), di tengah demo dan mogok kerja besar-besaran oleh asosiasi dokter se-India.

Sanjay Roy bakal menjalani analisa psikologis oleh tim dari Laboratorium Pusat Ilmu Forensik Central Forensic Science Laboratory (CFSL).

Selain menangkap Sanjay Roy, CBI juga telah memeriksa mantan kepala RG Kar Medical College and Hospital, Sandip Gosh, sehubungan dengan dugaan pemerkosaan dan pembunuhan. Pemeriksaan itu sudah berlangsung selama dua hari berturut-turut sejak Jumat (16/8).

Total 20 orang telah diperiksa terkait dengan kasus ini. Beberapa yang diperiksa termasuk para dokter dan polisi yang bertugas di RG Kar Medical College and Hospital.

Kasus ini semula ditangani oleh kepolisian setempat. Namun ada tuduhan bahwa aparat lalai dan mencoba menutup-nutupi insiden. Kasus akhirnya dilimpahkan ke CBI.

Orang tua korban percaya bahwa mendiang anaknya telah diperkosa oleh setidaknya tiga orang. Ini berdasarkan hasil postmortem yang menyebut 150 mililiter air mani ditemukan dalam tubuh anak mereka.

Satu orang pria umumnya mengeluarkan 2-5 mililiter sperma setiap ejakulasi.

Dalam berkas tuntutan, orang tua korban juga meyakini putri mereka tewas akibat dicekik. Selain itu, mulutnya juga diduga disumpal selama insiden biadab itu berlangsung. Ini terbukti dari luka yang ditemukan di area mulutnya.

Kasus pemerkosaan dan pembunuhan dokter ini sendiri telah menarik perhatian global. Pasalnya, asosiasi dokter se-India menggelar demonstrasi dan mogok kerja besar-besaran selama sepekan terakhir untuk menuntut pemerintah melakukan langkah signifikan guna mencegah peristiwa serupa terulang kembali.

Masyarakat India khususnya perempuan marah karena merasa pemerintah tak berupaya tegas melindungi kaum perempuan. Padahal, kasus pemerkosaan massal dan pembunuhan sudah pernah terjadi pada 2012 terhadap mahasiswi 23 tahun di sebuah bus menuju New Delhi.

Usai insiden 2012, India merombak sistem peradilan pidana dengan memberikan hukuman yang lebih berat kepada pelaku pemerkosaan dan kekerasan terhadap perempuan. Namun, menurut para aktivis, hanya segelintir perubahan yang terjadi usai revisi hukum tersebut.

Kekerasan terhadap perempuan tetap merajalela nyaris di seluruh India. Menurut Biro Catatan Kejahatan Nasional, sebanyak 31.516 kasus pemerkosaan dilaporkan pada 2022. Jumlah ini meningkat 20 persen dari tahun 2021. (sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Putra Setiawan

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami