search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Perairan Kawasan Tiga Gili Dipastikan Bebas Kasus Keracunan Ikan Ciguatera
Jumat, 27 Januari 2023, 11:17 WITA Follow
image

beritabali/ist/Perairan Kawasan Tiga Gili Dipastikan Bebas Kasus Keracunan Ikan Ciguatera.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NTB.

Institut Teknologi Indonesia (ITI) bersama PICES (North Pacific Marine Science Organization) dan sejumlah lembaga mengungkapkan hasil riset kondisi lingkungan perairan di kawasan Gili Tramena (Trawangan, Meno dan Air) Kabupaten Lombok Utara-NTB bebas dari bahaya potensi keracunan ikan Ciguatera.

Ciguatera Fish Poisoning (CFP) sendiri merupakan salah satu tipe keracunan pada manusia dan mamalia lain yang terjadi akibat mengkonsumsi ikan-ikan karang yang telah terkontaminasi Ciguatoxin dari mikroalga toksik.

Hal tersebut juga turut disampaikan Sekretaris Daerah NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si saat mengikuti International Workshop and Training di Hotel Merumatta Senggigi, Kab. Lombok Barat pada Rabu, (25/01).

“Hasil penelitian tim Ciguatera di Gili Trawangan Alhamdulillah masih cukup aman. Namun demikian kita dituntut tetap waspada dan benar-benar berjuang menjaga keselamatan terumbu karang yang dimiliki,” kata Sekretaris Daerah NTB, Drs H Lalu Gita Ariadi M Si saat mengikuti International Workshop and Training di Hotel Merumatta Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, Rabu (25/1).

Di Indonesia sendiri, kasus CFP masih belum banyak ditemukan. Namun, sebagai salah satu negara tropis dan kepulauan terbesar di dunia yang kaya akan terumbu karang dan keanekaragaman hayatinya, Indonesia sudah sepatutnya harus waspada terhadap ancaman penyakit CFP. 

Ditambah dengan adanya perubahan iklim dan pemanasan global yang telah banyak mengancam kerusakan dan kematian terumbu karang sehingga memicu munculnya penyakit CFP.

Oleh karenanya, Sekda pun berharap kepada seluruh masyarakat agar selalu menjaga lingkungan laut dan tidak melakukan illegal fishing.

“Mari jaga dan selamatkan terumbu karang kita. Stop perilaku yang merusak lingkungan laut dan Say No for Illegal Fishing,” tutup Miq Gite, sapaan karibnya.

Untuk diketahui, International Workshop and Training tersebut dihadiri oleh ratusan peserta dan pembicara ahli dari berbagai negara dan lembaga, seperti Jepang, Canada, Amerika Serikat, Kementerian/lembaga, BRIN, peneliti UI, Unpad, Unram, Pemda, NGO, masyarakat pesisir, dan lainnya.

Editor: Robby

Reporter: bbn/lom



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami