Pig Butchering: Sasaran dan Modus Penipuan Dating App
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Modus penipuan dengan sebutan pig butchering scam atau “pemotongan babi” marak terjadi di aplikasi kencan online.
Untuk mengenal pig butchering, anda bisa membayangkannya seperti seorang wanita yang dihujani kasih sayang lewat aplikasi online sehingga emosinya terasa penuh untuk kemudian mulai ditipu atau dipotong-potong perasaannya oleh sang pelaku yang kebanyakan adalah laki-laki.
Penipuan berlangsung saat korban diminta untuk melakukan investasi kripto.
Seorang perempuan di Jawa Barat disebut menjadi korban dari sindikat ini. Dia awalnya tergiur mengikuti investasi bodong tersebut setelah mendapatkan pesan dari direct message (DM) Instagram dari seseorang yang mengaku berasal dari Korea Selatan. Ia kemudian kehilangan aset finansial hingga mencapai Rp550 juta.
Mengenal Pig Butchering
Ciri utama pig butchering adalah sang pelaku terlebih dahulu membangun kepercayaan kepada korban. Setelah korban merasa yakin, pelaku akan mempengaruhi korban hingga mengalami kerugian yang sangat besar.
Dalam kasus investasi kripto, korban akan dibangun kepercayaannya terlebih dahulu sebelum ditipu melalui investasi tersebut. Mereka dibuat percaya dengan dijanjikan keuntungan besar dari uang yang telah dikeluarkan untuk berinvestasi melalui platform palsu yang diberikan oleh penipu.
Adapun beberapa ciri-ciri pelaku yang melakukan Pig Butchering yang harus diwaspadai adalah sebagai berikut.
1. Menggunakan Identitas Palsu
Orang yang harus anda waspadai sebagai penipu adalah orang yang tidak menggunakan identitas asli di media sosial. Dengan ini, korban tidak akan mengenali wajah dan identitas penipu serta sulit untuk diidentifikasi. Biasanya, pelaku akan memperlihatkan gaya hidup mewah untuk menipu para korbannya.
2. Membangun Kepercayaan
Pelaku akan mengajak berkenalan kepada korban dan mencoba untuk memulai percakapan yang bertujuan untuk mendapatkan kepercayaan. Biasanya penipu akan menanyakan banyak hal personal seperti pekerjaan, keluarga dan lain sebagainya. Pelaku ingin mengumpulkan informasi untuk memanipulasi para korbannya.
3. Mengajak Korban Berinvestasi
Apabila pelaku sudah cukup mengenal korban dengan baik, maka selanjutnya pelaku memulai untuk mengajak korban untuk berinvestasi. Pelaku akan memberikan bukti bahwa pelaku telah sukses berinvestasi dengan mendapatkan banyak uang. Bahkan pelaku akan mendorong korban untuk menjual asetnya guna berinvestasi dengan pelaku.
4. Kabur dan Hilang Kontak
Setelah rencana penipuan berhasil, pelaku akan memblokir media sosial maupun kontak pribadi anda dan kabur. Korban tidak bisa lagi mengajukan penarikan dana yang telah diinvestasikan dan bahkan menyadari bahwa website yang digunakan merupakan penipuan.
Reporter: bbn/net