search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Mengenal Awik, Hijab Wanita Asal Bangsawan Bugis Makassar
Selasa, 2 Agustus 2022, 16:13 WITA Follow
image

beritabali/ist/Mengenal Awik, Hijab Wanita Asal Bangsawan Bugis Makassar.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Awik adalah sejenis hijab Syari'ah yang dikenakan komunitas tradisi budaya warga Loloan Jembrana, Bali sejak zaman kerajaan pada abad XVII.

Sebenarnya Awik adalah pakaian asli wanita masyarakat Bugis Makassar yang dalam bahasa bugis dikenal dengan istilah "Makkawik".

Merunut sejarahnya, Awik awalnya digunakan oleh para wanita yang berdarah bangsawan Bugis Makassar yang dalam istilah bahasa Makassar disebut dengan “Tau Ratea” yang kira kira bahasa Indonesianya adalah kata Tau berarti orang, sedangkan Ratea  artinya di atas.

Jadi Tau Ratea berarti orang yang berada di golongan atas yaitu pembesar/bangsawan. Kain ini biasanya terbuat dari kain Sa'be yakni kain tenun dari bahan sutera yang berkualitas.
 
Namun kata 'Awik' sendiri mencakup pakaian yang terdiri dari dua lembar kain yaitu yang satu dililitkan dari pinggang ke bawah semacam sarung dan lainnya ditutupkan ke seluruh badan dan kadang sampai ke bagian kepala wanita.

Tokoh budaya Loloan Haji Musadat (63) asal lingkungan Loloan Timur, Kelurahan Loloan Timur, Kecamatan Jembrana menjelaskan, Awi'k artinya kerudung sarung laki dengan bahan kain songket. 

Biasa digunakan untuk ditokohkan bagi tuan guru atau para bangsawan raja-raja. Akan tetapi, kata dia, kini dipakai untuk acara perkawinan dengan syarat menutup aurat wanita sehingga bentuk tubuhnya tidak dilihat. 

"Itu lambang kebesaran bagi darah biru, tapi kini dipakai para wanita bagi penganten. Ini digunakan saat ziarah saat ke rumah mertua. Tanda kebesaran dan kaki menggunakan hiasan daun pacar (henna) dengan ukiran klasik, hanya berupa titik bervariasi," tuturnya. 

Musadat juga menambahkan, ini bukti Awik pengantin baru dengan tradisional yang masih terjaga hingga saat ini. Zaman dulu Tuan guru yang memakai hal ini berupa tradisi budaya. 

Tarian Awi'k itu merupakan tarian kontemporer tanpa menghilangkan tradisi lama. 

"Tarian ini merupakan tradisi Bugis Melayu. Kelestarian tarian lebih terfokus kontemporer, dengan tembang dan iringan musik klasik," pungkasnya.

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/jbr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami