search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Penemuan Tulang Manusia Berusia 5.000 Tahun
Minggu, 6 Februari 2022, 15:10 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/suara.com/Penemuan Tulang Manusia Berusia 5.000 Tahun

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Tulang manusia yang ditemukan oleh seorang pendayung bisa jadi merupakan salah satu benda tertua yang pernah ditemukan di Sungai Thames London. Simon Hunt menemukan tulang paha - atau tulang kaki bagian atas - di dasar sungai saat air surut. 

Penanggalan karbon mengindikasikan usianya lebih dari 5.000 tahun. Ia segera menyadari bahwa itu tulang manusia, dan mulai mengkhawatirkan yang terburuk.

"Tulang itu tampak sangat tua, tetapi sebagian dari diri saya berpikir bagaimana jika bukan?" kata Simon.

"Saya tidak tahu akan seperti apa sebuah tulang jika ia hanya berada di dalam air selama dua tahun, jadi bagaimana jika ini adalah sesuatu yang lebih mengerikan?"

Simon, yang bekerja sebagai desainer grafis, melihat tulang itu saat ia hendak naik ke perahunya. Jadi ia mengangkat tulang itu dari dasar sungai, dan membawanya untuk diamankan.

Kantong plastik bening

Ia kemudian memasukkan tulang itu ke dalam kantong plastik bening dan membawanya pulang untuk menunjukkannya kepada istrinya, membawanya secara terang-terangan di depan mata orang-orang lewat. Tapi tidak ada yang peduli.

Ia menelepon polisi, yang memintanya untuk menunjukkan kepada mereka tempat ia menemukan tulang paha itu sehingga mereka bisa menyelidiki. Namun saat petugas sampai di sana, air sudah pasang dan tempat itu terendam jauh di bawah air.

Petugas polisi mengirim tulang untuk ke laboratorium untuk diuji. Simon harus menunggu beberapa bulan sebelum polisi menghubunginya dan memintanya untuk membawa kantong plastik itu ke kantor polisi untuk membawa tulang itu.


'Tebak berapa usianya'

"Mereka berkata kepada saya bahwa tulang itu sudah tua, dan meminta saya untuk menebak berapa usianya," kata Simon.

"Kerangka acuan yang jelas bagi saya untuk hal-hal tua adalah sekitar abad pertengahan, tetapi saya keliru."

Zaman batu neolitik

Tulang paha itu sebenarnya berasal dari seseorang yang hidup pada akhir periode Neolitik - akhir Zaman Batu. Hasil penanggalan menunjukkan antara tahun 3516 dan 3365 SM.

Seorang arkeolog memperkirakan tinggi orang pemilik tulang itu sekitar 170cm berdasarkan panjang tulang femurnya.

Tidak mungkin untuk memastikan apakah orang itu laki-laki atau perempuan.

Tulang ini lebih tua dari Stonehenge di Inggris dan Piramida Giza di Mesir.

"Orang-orang mengatakan kepada saya bahwa mereka pikir aneh bahwa saya menemukannya di London, tetapi kita harus ingat tidak ada London saat itu," kata Simon.

"Saya pikir itu pasti di lumpur atau sesuatu, karena sangat terpelihara dengan baik, dan kemudian terganggu dan menemukan jalannya ke saya di sungai."

Neolitik Inggris melihat kedatangan budaya pertanian, karena para migran membawa teknik dan alat dari benua Eropa.

Tengkorak Neolitik

Museum London, yang diharapkan Simon akan menjadi tempat tulang itu akhirnya disimpan, memiliki fragmen tengkorak Neolitik yang berasal dari antara 3645 dan 3600 SM. Pihak museum mengatakan tengkorak itu adalah salah satu barang tertua yang diambil dari Sungai Thames dan tulang itu akan diletakkan di sampingnya. Sementara itu, tulang paha tersebut kembali ke tangan Simon.


'Tempat yang tidak bisa digapai kucing'

"Saya tidak benar-benar memikirkan di mana saya akan menyimpannya, tetapi itu harus di suatu tempat yang tidak bisa digapai kucing," katanya.

"Saya ingin menghormati karena ini dulunya orang.

"Tulang ini adalah bagian dari kaki seseorang, yang berjalan di sekitar sini lebih dari 5.000 tahun yang lalu."

Sungai Thames telah terbukti sebagai 'kotak harta karun' yang menyimpan banyak artefak bersejarah. 'Mudlarkers' - orang-orang yang mencari barang-barang berharga di tepi sungai - menemukan banyak barang yang sekarang dipajang di Museum London.

Di ibu kota Inggris, perlu lisensi dari Otoritas Pelabuhan untuk kegiatan ini. Adalah ilegal untuk mencari atau memindahkan artefak dalam bentuk apa pun dari tepi sungai tanpa lisensi.

Tetapi pada kesempatan ini, Simon sedang melaksanakan tugas kewarganegaraannya, dan sejauh ini tidak ada yang kesal karena dia mengambil tulang.

Selain hal-hal teknis itu, ini hanya temuan beruntung yang membuat salah satu sesi mendayungnya jauh, jauh lebih menarik.(sumber: suara.com)
 

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami