Akun
guest@beritabali.com
Beritabali ID: —
Langganan
Beritabali Premium Aktif
Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium
Donald Trump Cerca China di Twitter
Setelah Dekati Taiwan
Rabu, 7 Desember 2016,
09:00 WITA
Follow
Donald Trump, menulis serangkaian kicauan di jejaring sosial Twitter yang mencerca China. [source: ist]
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Beritabali.com - New York. Presiden terpilih AS, Donald Trump, menulis serangkaian kicauan di jejaring sosial Twitter yang mencerca China terkait kebijakan moneter dan operasi mereka di Laut Cina Selatan.
"Apakah China bertanya pada kita, apakah oke kalau mereka mendevaluasi mata uang mereka" dan "membangun kompleks militer besar-besaran di tengah-tengah kawasan Laut Cina Selatan? Saya kita tidak!" demikian kicauan Trump.
Pekan lalu, Trump mempertaruhkan hubungan diplomatik dengan China saat berbicara langsung dengan Presiden Taiwan. Langkah yang sangat tidak biasa ini membuat China mengajukan protes keras kepada AS.
Sebelumnya dalam berbagai kesempatan, AS mengecam langkah China mendevaluasi mata uang Yuan, dengan mengatakan hal itu menguntungkan eksportir China secara tidak adil.
AS juga menyerukan Beijing untuk menghentikan reklamasi tanah di sekitar pulau-pulau dan karang yang diklaim oleh beberapa negara di Laut Cina Selatan, dan telah mengirimkan kapal Angkatan Laut AS ke kawasan itu. Kedua belah pihak telah saling menuduh telah memiliterisasi wilayah tersebut.
Meski demikian, Cina selalu berdalih bahwa reklamasi lahan dilakukan untuk tujuan sipil.
Saat ini, AS menerapkan tarif pada beberapa produk impor China, seperti untuk baja dan karet. Trump pun pernah mengancam untuk memberlakukan tarif 45% terhadap barang-barang China.
Mengutip BBC, percakapan Trump dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen itu adalah yang pertama kalinya bagi seorang pemimpin AS --atau yang akan menjadi pemimpin AS-- berbicara dengan pemimpin Taiwan sejak tahun 1979, saat ikatan formal diputus.
Gedung Putih mengatakan percakapan telepon itu tidak menandakan pergeseran pada kebijakan 'Satu China' yang sudah diterapkan sejak berdasawarsa lalu, yang menganggap Taiwan sebagai bagian dari China.
Wakil Presiden terpilih AS, Mike Pence, berusaha mengesankan tak pentingnya percakapan telepon itu.
Dalam sebuah wawancara dengan NBC News, Ia mengatakan itu adalah 'badai dalam sebuah teko' seraya menambahkan, "Saya pikir saya hanya akan mengatakan kepada rekan-rekan kami di China bahwa ini merupakan periode tegur sopan kehormatan." [bbn/rls/wrt]
Berita Premium
Reporter: -
Berita Terpopuler
01
02
Karyawan Studio Tatto Gantung Diri Sambil Live TikTok di Kos Denpasar
Dibaca: 9209 Kali
03
Pesan Terakhir Pelajar SMP di Denpasar yang Tewas Gantung Diri
Dibaca: 7169 Kali
04
05
ABOUT BALI
Film Dokumenter Hidupkan Kembali Sejarah Tari Kecak di Bedulu
Senin, 22 September 2025
Makna Tumpek Landep Menurut Lontar Sundarigama
Sabtu, 20 September 2025
Tari Sanghyang Dedari Nusa Penida Diajukan Jadi Warisan Budaya Tak Benda
Sabtu, 23 Agustus 2025
Mengenal Tetebasan Gering, Topik Menarik di Festival Lontar Karangasem
Jumat, 30 Mei 2025
29 Pasangan Ikuti Nikah Massal di Pengotan
Kamis, 15 Mei 2025