Akun
guest@beritabali.com

Beritabali ID:


Langganan
logo
Beritabali Premium Aktif

Nikmati akses penuh ke semua artikel dengan Beritabali Premium




Jika Terus Beranak, Bisa Pendarahan Hebat

Kamis, 10 April 2008, 11:55 WITA Follow
Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Seorang ibu di Denpasar Bali, Halimah (44), baru saja melahirkan anaknya yang ke-21. Hingga kini Halimah masih tidak mau ikut program Keluarga Berencana. Jika ia meneruskan ‘hobinya’ punya anak di usia yang semakin tua, Halimah bisa mengalami pendarahan hebat dan meninggal dunia. Hal ini disampaikan dokter spesialis anak Rumah Sakit Wangaya Denpasar, I Wayan Retayasa, Sp. A (K), kepada Beritabali.com, siang ini (10/4).


Menurut Retayasa, diusianya yang ke-44 dan mempunyai kebiasaan melahirkan anak setiap 1,5 tahun sekali, ke depan Halimah maksimal bisa melahirkan 2 anak lagi, atau hingga 23 orang anak. “Selama belum memasuki masa menopause, yakni umur 45 hingga 48 tahun, Halimah masih bisa hamil dan memiliki anak lagi,” ujar Retayasa. Meski masih bisa melahirkan anak hingga 2 orang lagi, Halimah dianjurkan agar berhenti membuat anak. “Semakin tua seorang ibu, maka dia akan memiliki resiko yang semakin tinggi mengalami komplikasi persalinan. Alat reproduksi seperti uterus (tempat bayi) dalam kandungan semakin tipis atau molor (pendular abdomen). Jika sudah begini, si ibu akan mengalami kesulitan dalam melahirkan,” jelasnya.
 

Selain semakin tipisnya uterus, usia tua juga akan membuat tipisnya otot rahim sehingga mudah robek. Banyaknya varises atau pembuluh darah pada otot rahim akan menimbulkan pendaraha hebat yang susah untuk dihentikan. “Semakin tua, gizi seorang ibu juga makin berkurang, terutama HB (hemoglobin) darah sehingga mudah terjadi pendarahan. Selain itu, ibu yang melahirkan di atas umur 35 tahun kemungkinan akan mengalami kelainan bawaan seperti down syndrome mongoloid (wajah seperti orang mongol),” imbuh Retayasa.


Karena beresiko tinggi, Halimah disarankan agar menghentikan ‘hobinya’membuat anak. ”Jika kebobolan, ya maksimal 2 anak lagi. Itupun dengan resiko tinggi,” kata Retayasa. Jarak kelahiran anak Halimah setiap 1,5 tahun sekali juga tidak bagus untuk kesehatan alat reproduksi seorang ibu. Jarak ideal kelahiran antara satu anak dan anak berikutnya adalah 3 hingga 5 tahun. “Jarak yang cukup lama akan memberi waktu bagi kandungan untuk beristirahat sehingga tidak cepat molor dan mudah robek,” pungkas Retayasa. 

Beritabali.com

Berlangganan BeritaBali
untuk membaca cerita lengkapnya

Lanjutkan

Reporter: bbn/nod



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami